Menitterkini.com, SINTANG-
Pusat Paguyuban Warga Jawa (Puspawaja) Kabupaten Sintang menggelar kegiatan Grebeg Suro dalam rangka memperingati 10 Muharam 1446 Hijriah. Acara yang dikemas dalam bentuk gelar budaya ini berlangsung meriah dan dibuka langsung oleh Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, Sabtu (5/7/2025) malam.
Acara dipusatkan di halaman Gedung Indoor Apang Semangai, Kompleks Stadion Baning Sintang, dan dihadiri Ketua Puspawaja Kabupaten Sintang Wahyu Ahmad Prayogo, jajaran Forkopimda, anggota DPRD, Forkopimcam, para lurah, serta tokoh masyarakat.
Grebeg Suro tahun ini mengusung tema “Memajukan Budaya untuk Memperkokoh Persatuan Bangsa”. Ratusan warga memadati lokasi kegiatan untuk menyaksikan berbagai pertunjukan budaya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Jawa Barat. Di antaranya kuda lumping, gamelan, sinden, hingga pagelaran wayang kulit.
Ketua Panitia, Poeryanto, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan seluruh panitia dan anggota Puspawaja yang telah bekerja keras menyukseskan acara tersebut.
“Tanpa kerja sama, kegiatan ini tidak mungkin terlaksana. Tapi dengan semangat, tenaga, dan pikiran yang dicurahkan, malam ini kita bisa mempersembahkan budaya Jawa sebagai sarana silaturahmi untuk membentuk karakter masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Puspawaja Kabupaten Sintang, Wahyu Ahmad Prayogo, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bupati Sintang dan berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari sinergi yang lebih kuat antara Puspawaja dan pemerintah daerah.
“Kami sangat berharap arahan dan naungan dari Pak Bupati agar Puspawaja terus bisa memberi kontribusi positif. Budaya adalah bentuk dari hati nurani dan identitas leluhur yang perlu dijaga. Kami ingin bersinergi dengan ormas-ormas etnis lainnya demi Kabupaten Sintang yang lebih baik,” kata Wahyu.
Wahyu juga menyampaikan bahwa masa kepemimpinan Puspawaja periode 2025–2030 akan difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia dan penguatan nilai-nilai kebudayaan di tengah masyarakat Sintang.
Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang digelar Puspawaja. Ia menyebut gelar budaya ini sangat penting sebagai sarana menggali dan memperkenalkan kekayaan budaya bangsa.
“Kalau sinden dan dalang sudah hadir, gamelan melantun, rasanya kita terbawa dalam suasana damai. Pewayangan mengajarkan nilai kehidupan. Yang baik kita teladani, yang buruk kita tinggalkan. Kita belajar dari kisah-kisah itu agar jadi pemimpin yang bijak,” ujarnya.
Sebelum dimulainya pagelaran wayang kulit, Ketua Puspawaja melakukan pemotongan tumpeng Suro sebagai simbol pembukaan acara. Selanjutnya, Bupati Sintang menyerahkan wayang kepada Ki Dalang sebagai tanda dimulainya pementasan. Gunungan juga diserahkan secara simbolis kepada dalang kedua oleh Ketua Puspawaja.
Gelar budaya ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian warisan leluhur, tetapi juga momentum untuk mempererat persaudaraan lintas etnis di Kabupaten Sintang yang multikultural.