Menitterkini.com, SINTANG-
Masyarakat Muslim di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tengah menyaksikan terwujudnya impian mereka untuk memiliki masjid yang indah dan representatif. Pembangunan ulang Masjid Al Amin yang telah dimulai sejak tahun 2018 kini memasuki tahap penyelesaian dan diharapkan dapat menjadi landmark Kota Sintang.
Ketua Pembangunan Masjid Al Amin, Senen Maryono, menjelaskan bahwa masjid ini dirancang mengadopsi gaya arsitektur Timur Tengah sekaligus menonjolkan ciri khas Tanjak Melayu.
“Dengan desain yang megah dan representatif, Masjid Al Amin tidak hanya akan menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol identitas kebudayaan dan keagamaan masyarakat Sintang,” ungkap Senen. Pada Minggu, (9/3/2025). saat mendampingi Wakil Bupati Sintang Florensius Ronny ninjau progres pembangunan ulang Masjid Al Amin.
Proses pembangunan masjid yang sangat dinantikan ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Sintang dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. “Kami berterima kasih atas dukungan dari semua pihak, khususnya Pemkab Sintang dan Pemprov Kalbar, yang telah berkontribusi dalam merealisasikan proyek ini,” katanya.
Proses pembangunan Masjid Al Amin ini sendiri diharapkan segera rampung dengan kekurangan anggaran hingga finishing sebesar Rp. 5,5 Miliar.
“Untuk kekurangan anggaran hingga finishing nanti diperkirakan Rp. 5,5 miliar lagi dengan harapan dibantu Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.” Tambah Senen Maryono.
Zulkarnain, panitia lainnya menambahkan, tahun 2019 lalu Masjid Al Amin mendapatkan hibah dari Pemprov Kalbar dan Pemda Sintang. Hibah dari provinsi sebesar Rp 1,5 miliar sudah selesai dilaksanakan, Masjid Al Amin dengan anggaran sebesar Rp 8,3 miliar sampai pada cor beton atap atau kubah.
“Anggaran sebesar Rp. 8,3 miliar ini hanya sampai cor beton atap atau kubah.” Ucapnya.
Sementara Wakil Bupati Sintang Florensius Ronny menyatakan bahwa pihaknya siap mencarikan solusi atas kekurangan anggaran untuk pembangunan masjid Al Amin.
Untuk kekurangan tahun ini ada Rp. 3 miliar jika memang kekurangannya Rp. 5,5 miliar angka ini belum final hingga tuntas bangunan masjid hingga bisa digunakan berarti kekurangannya Rp. 2.5 miliar maka nanti akan di rembuk dengan DPRD, TAPD untuk kekurangannya ini seperti apa maka dicarikan solusi agar masjid al Amin proses pembangunannya cepat selesai dan di gunakan tahun ini karena jika tidak untuk penerimaan hibah ini tidak boleh dua tahun berturut-turut maka kalau tahun ini dapat hibah. Gegara Rp. 2,5 miliar ini harus nunggu sampai 2027 baru bisa menghibahkan kembali.
“Maka jika harus menunggu 2027 akan terlampau lama, maka nanti kami akan diskusi duduk bersama dengan DPRD dan TAPD untuk kekurangannya dan jika sudah ada kesepakatan maka nanti di perubahan anggaran kalau sudah ada kesepakatan dan anggaran ya sudah ada maka pihak Kesra Setda Sintang akan menyerahkan anggaran tersebut kepada panitia pembangunan masjid, ” Tegas Ronny.
Masyarakat setempat mengekspresikan harapan mereka bahwa Masjid Al Amin akan menjadi tempat berkumpulnya umat Islam untuk beribadah, belajar, dan berinteraksi. Selain fungsinya sebagai masjid, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan pariwisata lokal, menarik perhatian pengunjung untuk melihat keindahan arsitektur yang diusung.
Dengan adanya pembangunan ini, masyarakat Sintang optimis bahwa Masjid Al Amin akan menjadi pusat kegiatan keagamaan yang mendukung penguatan di bidang spiritual dan sosial. Pembangunan masjid ini juga menggambarkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam mewujudkan cita-cita bersama di tengah masyarakat.