Mahasiswa Sintang Gelar Audiensi Bersama DPRD, Soroti Empat Isu Krusial Daerah

Menitterkini.com, SINTANG-
Aliansi Mahasiswa Se-Kabupaten Sintang menggelar audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang pada Rabu (16/4), bertempat di ruang rapat utama DPRD.

Rombongan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi kampus, seperti BEM SEKA Wilayah Korda II Sektor Timur, BEM STIKARA Sintang, BEM STAIMA Sintang, dan BEM UNKA Sintang, hadir menyampaikan aspirasi secara langsung kepada para anggota dewan. Kedatangan mereka disambut oleh Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Indra Subekti, Wakil Ketua Yohanes Rumpak, serta sejumlah anggota dewan lainnya.

Audiensi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja 100 hari pertama DPRD Kabupaten Sintang, kegiatan ini dikawal ketat oleh jajaran Polres Sintang guna menjamin kelancaran dan keamanan aksi.

Dalam audiensi tersebut, mahasiswa menyoroti empat isu utama yang dinilai membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah, yakni masalah stunting, pengelolaan sampah yang belum optimal, kesejahteraan guru honorer terutama terkait upah, serta akses jalan yang masih rusak di beberapa wilayah di Kabupaten Sintang.

“Secara umum isu yang kami angkat ada empat, yaitu kesehatan, lingkungan, pendidikan, dan infrastruktur,” ujar Nursamsu Ananda Maedi, Ketua BEM STIKARA Sintang.

Ketua BEM SEKA Wilayah Korda II Sektor Timur Kabupaten Sintang, Fransiskus Agustyan Sanda, menyampaikan harapannya agar DPRD Sintang menindaklanjuti aspirasi yang telah disampaikan.

“Kami sebagai mahasiswa berharap kepada DPRD Kabupaten Sintang untuk bisa melanjutkan apa yang telah disampaikan hari ini dan kami juga siap mengawal aspirasi yang sudah disampaikan,” ujarnya.

Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Indra Subekti menyambut baik audiensi tersebut dan menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan.

“Audiensi bersama mahasiswa ini menjadi masukan juga buat DPRD Kabupaten Sintang untuk disampaikan kepada pemerintah kabupaten,” katanya.

Subekti juga menyinggung pentingnya strategi pemerintah daerah dalam menyiasati kondisi efisiensi anggaran.

“Tentu dalam hal ini, saya rasa pemerintah Pak Bala dan Pak Rony perlu suatu strategi khusus, bagaimana menghadapi situasi efisiensi, namun pembangunan tetap berjalan,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *