Menitterkini.com, SINTANG-
Sebanyak 140 bidan lulusan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Kelas Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Sintang dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur resmi diwisuda dalam sidang terbuka senat, Selasa (7/10/2025). Prosesi wisuda berlangsung di Gedung Pancasila, Kelurahan Tanjung Puri, Sintang, dan sekaligus menjadi momentum pengambilan sumpah serta pelantikan tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan program alih jenjang dari Diploma 3 (D3) ke Sarjana 
Terapan Kebidanan.
Dari jumlah tersebut, Yuli Sri Ayu dinobatkan sebagai lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi, yakni 3,6. Ia juga tercatat sebagai Ketua Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Sintang.
“Alhamdulillah, menyaksikan 140 orang dari awal kuliah hingga bersama-sama menyelesaikan studi hari ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi kami,” ujar Yuli usai acara wisuda.
Yuli menambahkan, tantangan menjalani pendidikan sembari tetap menjalankan tugas sebagai pengurus IBI tidaklah mudah. Namun, sistem blended learning yang diterapkan oleh Poltekkes Kaltim memberi fleksibilitas bagi para bidan yang tersebar di 
berbagai kecamatan.
“Perkuliahan dilakukan 60 persen secara daring dan 40 persen berupa praktik. Dosen-dosen juga melakukan kunjungan langsung ke 10 kecamatan tempat tugas mahasiswa. Ini sangat membantu,” ujarnya.
Pendidikan Berjenjang, Angka Kematian Ibu Menurun
Menurut Yuli, peningkatan jenjang pendidikan berkontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas pelayanan kebidanan di Sintang. Ia menyebut, berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat korelasi positif antara peningkatan pendidikan bidan dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
“Bagi bidan yang telah mengikuti pendidikan lebih tinggi atau pelatihan tambahan, angka kematian ibu dan bayi hampir tidak ditemukan. Ini jadi motivasi besar bagi kami,” ujarnya.
Ia menyebutkan, dari program alih jenjang ini juga dihasilkan 139 penelitian yang memberikan kontribusi nyata dalam menjawab tantangan kesehatan ibu dan anak di daerah.
“Penelitian-penelitian ini akan kami serahkan sebagai rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Sintang. Ini bentuk rasa syukur sekaligus tanggung jawab akademik kami sebagai lulusan,” kata Yuli.
Masih Banyak PR
Meski program ini telah berhasil meluluskan 140 bidan, Yuli menyebut tantangan ke depan masih cukup besar. Dari sekitar 800 anggota IBI di Sintang, baru sekitar 200 yang menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana terapan.
“Masih ada sekitar 600 anggota kami yang belum mendapatkan kesempatan pendidikan lanjutan. Kami berharap momentum wisuda ini mendorong pemerintah daerah untuk terus mendukung percepatan peningkatan kapasitas tenaga kebidanan,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dalam sambutannya, juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan sebagai pilar utama peningkatan kualitas layanan kesehatan, terutama dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di wilayah tersebut.












